Konsep Baru Tentang Makna
Sehat
Konsep sakit-sehat senantiasa berubah sejalan dengan
pengalaman kita tentang nilai, peran penghargaan dan pemahaman kita terhadap
kesehatan. Dimulai pada zaman keemasan yunani bahwa sehat itu sebagai virtue,
sesuatu yang dibanggakan sedang sakit sebagai sesuatu yang tidak bermanfaat.
Filosofi yang berkembang pada saat
ini adalah filosofi Cartesian yang verorientasi pada kesehatan fisik
semata-mata yang menyatakan bahwa seseorang disebut sehat bila tidak ditemukan
disfungsi alat tubuh. Mental dan roh bukan urusan dokter-dokter melainkan
urusan agama. Setelah ditemukan kuman penyebab penyakit batasan sehat juga
berubah. Seseorang disebut sehat apabila setelah diadakan pemeriksaan secara
seksama tidak ditemukan penyebab penyakit. Tahun lima puluhan kemudian definisi
sehat WHO mengalami perubahan seperti yang tertera dalam UU kesehatan RI No.23
tahun 1992 telah dimasukkan unsure hidup produktif social dan ekonomi.Definisi
terkini yang dianut di beberapa negara maju seperti Canada yang mengutamakan konsep
sehat produktif. Sehat adalah sarana atau alat untuk hidup sehari-hari secara
produktif.1. Paradigma Baru Kesehatan
Setelah tahun 1974 terjadi penemuan bermakna dalam konsep
sehat serta memiliki makna tersendiri bagi para ahli kesehatan masyarakat di
dunia tahun 1994 dianggap sebagai pertanda dimulainya era kebangkitan kesehatan
masyarakt baru, karena sejak tahun 1974 terjadi diskusi intensif yang berskala
nasional dan internasional tentang karakteristik, konsep dan metode untuk
meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Setelah deklarasi Alma Ata HFA-Year
2000 (1976), pertemuan Mexico (1990) dan Saitama (1991) para ahli kesehatan dan
pembuat kebijakan secara bertahap beralih dari orientasi sakit ke orientasi
sehat. Perubahan tersebut antara lain disebabkan oleh:a. Transisi epidemiology pergeseran angka kesakitan dan
kematian yang semula disebabkan oleh penyakit infeksi ke penyakit kronis,
degeneratif dan kecelakaan.b.
Perubahan konsep dari Cartesian ke
holistic fiosofi.c.
Batasan tentang sehat dari keadaan
atau kondisi ke alat/saranad.
Makin jelasnya pemahaman kita
tentang factor-faktor yang mempengaruhi kesehatan penduduk.Balonde (1974) dan
diperkuat oleh Hendrik L. Blum (1974) dalam tulisannya secara jelas mengatakan
bahwa “ status kesehatan penduduk bukanlah hasil pelayanan medis semata-mata”.
Akan tetapi factor-faktor lain seperti lingkungan, perilaku dan genetika justru
lebih menentukan terhadap status kesehatan penduduk, dimana perubahan pemahaman
dan pengetahuan tentang determinan kesehatan trsebut, tidak diikuti dengan
perubahan kebijakan dalam upaya pelayanan kesehatan di Indonesia, seperti
membuat peraturan perundang-undangan yang penting dalam Undang-undang kesehatan
No.23 tahun 1992 terutama yang berkaitan dengan upaya promotif dan preventif
sebagaimana tujuan program kesehatan dalam GBHN.2. Upaya KesehatanProgram kesehatan yang mengutamakan upaya
penyembuhan penyakit dalam jangka panjang dapat menjadi bumerang terhadap
program kesehatan itu sendiri, maka untuk menyongsong PJP-II program kesehatan
yang diperlukan adalah program kesehatan yang lebih “efektif” yaitu program
kesehatan yang mempunyai model-model pembinaan kesehatan (Health Developmenn
Model) sebagai paradigma pembangunan kesehatan yang sdiharapkan mampu
menjawab tantangan sekaligus memenuhi PJP-II. Model ini menekankan pada upaya
kesehatan dan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:a. Mempersiapkan bahan
baku sumber daya manusia yang berkualitas untuk 20-25 tahun mendatang.b. Meningkatkan produktivitas sumber daya manusia yang ada.c. Melindungi masyarakat luas dari pencemaran melalui upaya promotif-preventif-protektif dengan pendekatan pro-aktif.d. Memberi pelayanan kesehatan dasar bagi yang sakit.e. Promosi kesehatan yang memungkinkan penduduk mencapai potensi kesehatannya secara penuh (Peningkatan vitalitas). Pendusuk yang tidak sakit (85%) agar lebih tahan terhadap penyakit.f. Pencegahan penyakit melalui imunisasi: bumil, bayi, anak, dan juga melindungi masyarakat dari pencemaran.g. Pencegahan, pengendalian, penanggulangan pencemaran lingkungan serta perlindungn masyarakat terhadap pengaruh lingkungan buruk (melalui perubahan perilaku)h. Penggerakan peran serta masyarakat.i. Penciptaan lingkungn yang memungkinkan masyarakat dapat hidup dan bekerja secara sehat.j. Pendekatan multi sector dan inter disipliner.k. Pengembangan kebijakan yang dapat memberi perlindungan pada kepentingan kesehatan masyarakat luas (tidak merokok di tempat umum).l. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan desar bagi yang sakit.
baku sumber daya manusia yang berkualitas untuk 20-25 tahun mendatang.b. Meningkatkan produktivitas sumber daya manusia yang ada.c. Melindungi masyarakat luas dari pencemaran melalui upaya promotif-preventif-protektif dengan pendekatan pro-aktif.d. Memberi pelayanan kesehatan dasar bagi yang sakit.e. Promosi kesehatan yang memungkinkan penduduk mencapai potensi kesehatannya secara penuh (Peningkatan vitalitas). Pendusuk yang tidak sakit (85%) agar lebih tahan terhadap penyakit.f. Pencegahan penyakit melalui imunisasi: bumil, bayi, anak, dan juga melindungi masyarakat dari pencemaran.g. Pencegahan, pengendalian, penanggulangan pencemaran lingkungan serta perlindungn masyarakat terhadap pengaruh lingkungan buruk (melalui perubahan perilaku)h. Penggerakan peran serta masyarakat.i. Penciptaan lingkungn yang memungkinkan masyarakat dapat hidup dan bekerja secara sehat.j. Pendekatan multi sector dan inter disipliner.k. Pengembangan kebijakan yang dapat memberi perlindungan pada kepentingan kesehatan masyarakat luas (tidak merokok di tempat umum).l. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan desar bagi yang sakit.
Upaya kesehatan seperti tersebut diatas tidak lain merupakan
bentuk-bentuk pelayanan kesehatan yang berorientasi pada upaya pencegahan.
3.
Kebijakan Kesehatan Baru
Perubahan paradigma kesehatan yang kini lebih menekankan
pada upaya promotif-preventif dbandingkan dengn upaua kuratif dan rehabilitatif
diharapkan merupakan titik balik kebijakan Depkes dal;am menangni kesehatan penduduk
yang berarti program kesehatan yang menitik beratkan pada pembinaan kesehatan
bangsa bukan sekedar penyembuhan penyakit. Thomas Kuha menyatakan bahwa hampur
setiap terobosan baru perlu didahului dengan perubahan paradigma untuk merubah
kebiasaan dan cara berpikir yang lama. Upaya kesehatan di masa dating harus
mampu menciptakan dan menghasilkan SDM Indonesia yang sehat produktif sehingga
obsesi upaya kesehatan harus dapat mengantarkan setiap penduduk memiliki status
kesehatan yang cukup.
4.
Konsekuensi Implikasi dari Perubahan
ParadigmaPerubahan paradigma kesehatan apabila dilaksanakan dapat membawa
dampak yang cukup luas. Hal itu disebabkan karena pengorganisasian upaya
kesehaan yang ada, fasilitas pelayanan kesehatan yang ada, adalah merupakan
wahana dan sarana pendukung dari penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
berorientasi pada upaya penyembuhan penyakit, maka untuk mendukung
terselenggaranya paradigma sehat yang berorientasi pada upaya
promotif-preventif proaktif, community centered, partisipasi aktif dan
pemberdayaan masyarakat, maka semua wahana tenaga dan sarana yang ada sekarang
perlu dilakukan penyesuaian atau bahkan reformasi termasuk reformasi kegiatan
dan program di pusat penyuluhan kesehatan. 5. Indikator Kesehatan
Indicator-indikator kesehatan yang digunakan dewasa ini
yaitu IMR,CDR, One Expectancy, masih cocok disebut sebagai indicator kesehatan
penduduk.
Untuk mengukur status kesehatan
penduduk yang tepat digunakan adalah indicator positif, bukan hanya indicator
negatif (sakit,mati) yang dewasa ini masih dipakai. WHO menyarankan agar
sebagai indicator kesehatan penduduk harus mengacu pada empat hal sebagai
berikut:a.
Melihat ada tidaknya kelainan
patosiologis pada seseorang.b.
Mengukur kemampuan fisikc. Penilaian atas kesehatan sendirid. Indeks
massa tubuhe. BMI
massa tubuhe. BMI
INDIKTOR NEGATIF
|
INDIKATOR POSITIF
|
Kurang sesuai dengan paradigma
sehatLebih mudah diukurAngka kesakitanAngka kematianAngka kematian bayiAngka
aborsiRasio dokter/pendudukYears of disable lifeBerat/tinggi badanSmoking
related diseasesBanyaknya air terkontaminasi
|
Sesuai dengan paradigma baruAgak
sulit diukurAngka kesehatanAngka kesehatan ibuChild survival rateAngka hari
produktifRasio penyuluh/pendudukYears of disability-free lifeFat kevel
comsumtionSmoking related healthJumlah penyediaan air bersih.
|
6.
Tenaga Kesehatan
Peranan dokter, dokter gigi, perawat dan bidan dalam upaya
kesehatan yang menekankan penyembuhan penyakit adalah sangat penting.
Pengelolaan upaya kesehatan dan pembinaan bangsa yang sehat memerlukan
pendekatan holistic yang lebih luas, menyeluruh, dan dilakukan terhadap
masyarakat secara kolektif dan tidak individual.
Tenaga kesehatan harus mampu mengajak, memotifasi dan
memberdayakan masyarakat, mampu melibatkan kerjasama lintas sektoral, mampu
mengelola system pelayanan kesehatan yang efisien dan efektif, mampu menjadi
pemimpin, pelopor, pembinan dan teladan hidup sehat.
7.
Pemberdayaan Masyarakat
Dalam pembinaan dan pemberdayaan mayarkat yang sangat
penting adalah bagaimana mengajak dan menggairahkan masyarakat untuk dapat
tertarik dan bertanggungjawab atas kesehatan mereka sendiri dengan memobilisasi
sumber dana yang ada pada mereka.
8.
Kesehatan dan Komitmen
Politik.Masalah kesehatan pada dasarnya adalah masalah politik oleh karena itu
untuk memecahkan masalah kesehatan diperlukan komitmen politik.Dewasa ini masih
terasa adanya anggapan bahwa unsur kesehatan penduduk tidak banyak berperan
terhadap pembangunan social ekonomi.
Para penentu kebijakan banyak beranggapan sector kesehatan lebih merupakan sector konsumtif ketimbang sektor produktif sebagai penyedia sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga apabila ada kegoncangan dalam keadaan ekonomi negara alokasi terhadap sector ini tidak akan meningkat.
Para penentu kebijakan banyak beranggapan sector kesehatan lebih merupakan sector konsumtif ketimbang sektor produktif sebagai penyedia sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga apabila ada kegoncangan dalam keadaan ekonomi negara alokasi terhadap sector ini tidak akan meningkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar