D. Strategi dan Sasaran Utama
Pembangunan Kesehatan
Pembangunan
kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional
yang diupayakan oleh pemerintah. Dalam melaksanakan pembangunan kesehatan di
tengah beban dan permasalahan kesehatan yang semakin pelik, dibutuhkan strategi
jitu untuk menghadapinya. Dalam mengatasi masalah kesehatan dapat digunakan
beberapa strategi utama, antara lain:
- Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup
sehat.
Sasaran utama strategi ini adalah seluruh desa menjadi desa siaga, seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat serta seluruh keluarga sadar gizi. - Meningkatkan akses masyarakat tehadap pelayanan
kesehatan yang berkualitas.
Sasaran utama strategi ini adalah ; Setiap orang miskin mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu; setipa bayi, anak, dan kelompok masyarakat risiko tinggi terlindungi dari penyakit; di setiap desa tersedia SDM kesehatan yang kompeten; di setiap desa tersedia cukup obat esensial dan alat kesehatan dasar; setiap Puskesmas dan jaringannya dapat menjangkau dan dijangkau seluruh masyarakat di wilayah kerjanya; pelayanan kesehatan di setiap rumah sakit, Puskesmas dan jaringannya memenuhi standar mutu. - Meningkatkan sistem surveillans, monitoring dan
informasi kesehatan.
Sasaran utama dari strategi ini adalah : setiap kejadian penyakit terlaporkan secara cepat kepada desa/lurah untuk kemudian diteruskan ke instansi kesehatan terdekat; setiap kejadian luar biasa (KLB) dan wabah penyakit tertanggulangi secara cepat dan tepat sehingga tidak menimbulkan dampak kesehatan masyarakat; semua ketersediaan farmasi, makanan dan perbekalan kesehatan memenuhi syarat; terkendalinya pencemaran lingkungan sesuai dengan standar kesehatan; dan berfungsinya sistem informasi kesehatan yang evidence based di seluruh Indonesia. - Meningkatkan pembiayaan kesehatan.
Sasaran utama dari strategi ini adalah : pembangunan kesehatan memperoleh prioritas penganggaran pemerintah pusat dan daerah; anggaran kesehatan pemerintah diutamakan untuk upaya pencegahan dan promosi kesehatan; dan terciptanya sistem jaminan pembiayaan kesehatan terutama bagi rakyat miskin.
Strategi pembangunan kesehatan untuk
mewujudkan Indonesia Sehat 2010 adalah : 1. Pembangunan Nasional Berwawasan
Kesehatan Semua kebijakan pembangunan nasional yang sedang dan atu akan
diselenggarakan harus memiliki wawasan kesehatan. Artinya program pembangunan
nasional tersebut harus memberikan kontribusi yang positif terhadap kesehatan,
setidak-tidaknya terhadap dua hal. Pertama, terhadap pembentukkan lingkungan
sehat. Kedua, terhadap pembentukkan peilaku sehat. Adalah amat diharapkan
setiap program pembangunan yang diselenggarakan di Indonesia dapat memberikan
kontribusi yang positif terhadap terbentuknya lingkungan dan perilaku sehat
tersebut. Sedangkan secara mikro, semua kebijakan pembangunan kesehatan yang
sedang dan atau akan diselenggarakan harus dapat makin mendorong meningkatnya
derajat kesehatan seluruh anggota masyarakat. Jika diketahui pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan tersebut akan lebih efektif dan efisien jika dilaksanakn
melalui upaya promotif dan preventif, bukan upaya kuratif dan rehabilitatif,
maka seyogyanyalah kedua pelayanan yang pertaama tersebut dapat lebih
diutamakan. Untuk terselengggaranya pembangunan berwawasan kesehatan perlu
dilaksanankan kegiatan sosialisasi, orientasi, kampanye dan pelatihan sehingga
semua pihak yang terkait (stakeholders) memahami dan mampu melaksanakan pembangunan
nasional berwawasan kesehatan. Selain itu, perlu pula dilakukan kegiatan
penjabaran lebih lanjut dari konsep tersebut sehingga benar benar menjadi
operasional serta terukur segala pencapaian dan dampak yang dihasilkan. 2. Profesionalisme
Profesionalisme dilaksanakan melalui penerapan kemajuan ilmu dan teknologi,
serta melalui penerapan nilai-nilai moral dan etika. Untuk terselenggaranya
pelayanan yang bermutu, perlu didukung oleh penerapan pelbagaikemajuan ilmu dan
teknologi kedokteran. Untukterwujudnya pelayanan kesehatan yang seperti ini,
jelaslah pengembangan sumber daya manusia kesehatan dipandang mempunyai peranan
yang amat penting. Pelayanan kesehatan profesional tidak akan terwujud apabila
tidak didukung oleh tenaga pelaksana, yakni sumber daya manusia kesehatan yang
mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi. Lebih dari itu, untuk
terselenggaranya pelayanan kesehatanyang bermutu, perlu pula didukung oleh
penerapan nilau-nilai moral dan etika profesi yang tinggi. Untuk terwujudnya
pelayanan kesehatan yang seperti ini, semua tenaga kesehatan dituntut untuk
selalu menjunjung tinggi sumpah dan kode etik profesi. Pelaksanaan perilaku
yang dituntut dari tenaga kesehatan seperti diatas perlu dipantau secara
berkala melalui kerjasama dengan pelbagai organisasi profesi. Untuk
terselenggaranya strategi profesionalisme akan dilaksanakan penentuan standar
kompetensi bagi tenaga kesehatan, pelatihan berdasarkan kompetensi, akreditasi
dan legislasi tenaga kesehatan, serta kegiatan peningkatan kualitas lainnya. 3.
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Untuk memantapkan kemandirian
masyarakat dalam pola hidup sehat, perlu digalang peran serta masyarakat yang
seluas-luasnya, termasuk peran serta dalam pembiayaan. JPKM yang pada dasarnya
merupakan penataan sub sistem pembiayaan kesehatan dalam bentuk mobilisasi
sumber dana masyarakat, adalah wujud nyata dari peran serta masyarakat
tersebut, yang apabila berhasil dilaksanakan akan mempunyai peranan yang besar
pula dalam turut mempercepat pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan
Dalam konteks penataan sub sistem pelayanan kesehatan, strategi JPKM akan lebih
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif, yang apabila berhasil
dilaksanakan, dinilai lebih efektif dan efisien dalam memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan di samping berpengaruh positif pula dalam meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan. Untuk terselenggaranya strategi tersebut akan dilaksanakan
sosialisasi, orientasi, kampanye dan pelatihan untuk semua pihak yang terkait
sehingga mereka memahami konsep dan program JKPM. Selain itu, akan dikembangkan
pula peraturan perundang-undangan, pelatihan Badan Pelaksana JPKM, dan
pengembangan unit pembina JPKM agar strategi JPKM dapat terlaksana dengan baik.
4. Desentralisasi Untuk keberhasilan pembangunan kesehatan,
penyelenggaraan pelbagai upaya kesehatan harus berangkat dari masalah dan
potensi spesifik masing-masing daerah. Desentralisasi yang inti pokoknya adalah
pendelegasian wewenang yang lebihbesar kepada pemerintah daerah untuk mengatur
sistem pemerintahan dan rumah tangga sendiri memang dipandang lebih sesuai
untuk pengelolaan pelbagai pembangunan nasional pada masa mendatang. Tentu saja
untuk keberhasilan desentralisasi ini berbagai persiapan perlu dilakukan,
termasuk yang terpenting adalah persiapan perangkat organisasi serta sumber
daya manusianya. Untuk terselenggarnya desentralisasi akan dilakukan kegiatan
analisa dan penentuan peran pemerintah pusat dan daerah dalam bidang kesehatan,
penentuan kegiatan upaya kesehatan yang wajib dilaksanakan oleh daerah, analisa
kemampuan daerah, pengembangan sumber daya manusia daerah, pelatihan,
penempatan kembali tenaga dan lain-lain kegiatan sehingga strategi
desentralisasi dapat terlaksana secara nyata.Adapun sasaran pembangunan
kesehatan pada akhir tahun 2007 diarahkan untuk mendukung peningkatan derajat
kesehatan masyarakat melalui peningkatan akses masyarakat, terutama penduduk
miskin, terhadap pelayanan kesehatan yang antara lain tercermin pada beberapa
indikator sebagai berikut:1.
Meningkatnya proporsi keluarga yang
berperilaku hidup bersih dan sehat;2.
Meningkatnya proporsi keluarga yang
memiliki akses terhadap sanitasi dan air bersih;3. Meningkatnya cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga
kesehatan terlatih;4. Meningkatnya cakupan pelayanan antenatal, postnatal dan
neonatal; 5. Meningkatnya tingkat kunjungan (visit rate) penduduk
miskin ke Puskesmas;6. Meningkatnya tingkat kunjungan (visit rate) penduduk
miskin ke rumah sakit;7. Meningkatnya cakupan imunisasi;8. Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit
malaria, demam berdarah dengue (DBD), tuberkulosis paru, diare, dan HIV/AIDS;9. Menurunnya prevalensi kurang gizi pada balita; 10. Meningkatnya
pemerataan tenaga kesehatan;11. Meningkatnya ketersediaan obat esensial nasional;12. Meningkatnya
cakupan pemeriksaan sarana produksi dan distribusi produk terapetik/obat, obat
tradisional, kosmetik, perbekalan kesehatan rumah tangga, produk komplemen dan
produk pangan;13. Meningkatnya penelitian dan pengembangan tanaman obat asli
Indonesia;14. Meningkatnya jumlah peraturan dan perundang-undangan di
bidang pembangunan kesehatan yang ditetapkan; dan15. Meningkatnya jumlah penelitian dan pengembangan di bidang
pembangunan kesehatan.Berdasarkan Peraturan Presiden No.7 tahun 2005 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004-2009, telah
ditetapkan bahwa sasaran pembangunan kesehatan pada akhir tahun 2009 adalah
meningkatnya derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan akses masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas. Pencapaian sasaran tersebut
tercermin dari indikator dampak pembangunan kesehatan, yaitu :
- Meningkatnya umur harapan hidup dari 66,2 tahun menjadi 70,6 tahun
- Menurunnya angka kematian bayi dari 35 menjadi 26 per 1000 kelahiran hidup
- Menurunnya angka kematian ibu melahirkan dari 307 menjadi 226 per 100.000 kelahiran hidup
- Menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak anak balita dari 25,8 % menjadi 20%.
Dalam pelaksanaan pembangunan
kesehatan, Departemen Kesehatan telah bertekad untuk menjunjung tinggi
nilai-nilai sebagai berikut
- Berpihak pada Rakyat
Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, Departemen Kesehatan akan selalu berpihak pada rakyat. Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi setiap orang adalah salah satu hak asasi manusia tanpa membedakan suku, golongan agama, dan status sosial ekonomi. - Bertindak cepat dan tepat.
Dalam mengatasi masalah kesehatan, apalagi yang bersifat darurat harus dilakukan secara cepat. Tindakan yang cepat juga harus diikuti dengan pertimbangan yang cermat, sehingga dapat mengenai sasaran dengan intervensi yang tepat. - Kerjasama tim
Dalam mengemban tugas-tugas pembangunan kesehatan, harus dibina kerja tim yang utuh dan kompak, dengan menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergisme - Integritas tinggi.
Dalam melakasanakan tugas, semua anggota Departemen Kesehatan harus memiliki ketulusan hati, kejujuran, berkepribadian yang teguh, dan bermroral tinggi. - Transparan dan akuntabilitas
Semua kegiatan pembangunan kesehatan yang diselenggarakaan oleh Departemen Kesehatan, harus dilaksanakan secara transparan dan dapat dipertanggungjawabkan dan depertanggungugatkan kepada publik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar